Rabu, 02 Januari 2013

Senja & Sepiring Jeruk Darimu, Ayah.



aku pernah mengingat masa itu, 
ketika kau menyuapiku sesendok bubur ayam,
saat kukecil dulu,
saat berat badanku masih mampu ditopang bahumu

aku pernah mengingat masa itu,
ketika kau membuatkanku sebuah gambar tokoh dongeng,
kau bilang,
‘selain memberikan senyuman, dongeng membantumu percaya akan keajaiban’



aku pernah mengingat masa itu,
saat kau pulang di tengah malam,
membaca dan memeriksa buku tugas sekolahku,
dan kau berkata,
‘kau anakku, anak pintar tak boleh manja. terimakasih, telah menunggu ayah’

aku pun pernah mengingat masa itu,
saat aku menangis karena tak menjadi juara kelas saatku telah remaja,
kau bilang,
‘kau tetap juara hidupku. jangan menyerah karena ini hanya sebagian kecil kegagalan yang akan membesarkan hatimu’

beberapa waktu ini, 

tak ada lagi kalimat-kalimat seperti itu,
kita mungkin telah kehilangan waktu,
tapi aku tahu,
kau tak pernah kehilangan cinta, dan aku tak pernah kehilangan rindu 

kurasa aku terlalu sibuk mendewasakan diriku,
dan kau, 
kurasa kau percaya sepenuhnya padaku

senja ini,
aku dengan laptopku,
kau dengan kesibukanmu,

lalu kulihat senyummu,
masuk malu-malu ke dalam kamarku,
sambil membawa sebuah piring berisikan jeruk kecil penuh,
kau bilang,
‘selalu ada kemudahan untuk anakku.
seperti sepiring jeruk ini. seperti yang selalu kudoakan atasmu’

#usang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar